KUDUS, suaramuria.com – Kursi dua kepala daerah menjadi incaran Partai Nasdem pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Tengah, 2020.
Anggota Majelis Tinggi DPP Nasdem Lestari Moerdijat mengatakan, Pilkada Kabupaten Rembang dan Blora menjadi target utama Partai Nasdem tahun depan.
Dari 21 kabupaten/kota yang bakal menggelar Pilkada langsung, Lestari menyebut Nasdem memasang target tinggi di Rembang, Blora, dan Pekalongan.
“Untuk di Pekalongan suasananya masih cair. Namun di Rembang dan Blora kami tidak membuka penjaringan seperti di daerah lain,” katanya usai menghadiri seminar pendidikan politik Partai Nasdem di Aula DPRD Kudus, Minggu (29/12/2019).
BACA JUGA : Partai Nasdem Belum Putuskan Calon
Lestari yang juga Wakil Ketua MPR RI itu mengatakan, semua kekuatan akan dikonsolidasikan untuk pemenangan Pilkada Rembang dan Blora. Namun, sejauh ini belum ada nama yang disebut bakal mengantongi rekomendasi dari Nasdem.
Disebutkan, mekanisme penetapan calon memang berasal dari usulan daerah kepada DPP. DPP Nasdem nantinya yang akan memutuskan. Namun, rekomendasi untuk maju di Pilkada akan diberikan kepada kandidat yang cukup bagus menurut survei.
“Di Nasdem (pemberian rekomendasi – Red) selalu berdasarkan survei,” katanya.
Sekolah Politik Nasdem
Seminar pendidikan politik yang digelar DPD Partai Nasdem Kabupaten Kudus di Aula DPRD Kudus kemarin, dihadiri ratusan orang kader partai. Hadir pula perwakilan DPW Nasdem Jawa Tengah, Ketua DPD Partai Nasdem Kudus Hadi Sucipto dan Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD Kudus Muhtamat.
Di hadapan kader, Lestari memaparkan jika DPP Nasdem menggelar sekolah politik untuk para kadernya di daerah.
“Sekolah politik sudah dimulai sejak Nasdem berdiri, kami juga memiliki akademi politik dan akademi bela negara sebagai bentuk komitmen Nasdem menjadi partai modern,” katanya.
Sekolah politik itu merupakan satu bidang di DPP Partai Nasdem untuk mengawal kebijakan legislasi. Anggota DPRD dari Nasdem di daerah bisa memanfaatkannya untuk konsultasi berbagai kebijakan khususnya dalam bidang legislasi.
“Konsultasi ini untuk menjaga kebijakan di daerah bisa sesuai garis kebijakan partai. Selain itu memang untuk menyiapkan seluruh kader untuk menjadi wakil rakyat, katanya.
Lestari mengatakan, kader harus terus berbenah agar keberadaan partai memang dibutuhkan oleh masyarakat. Menurutnya, saat ini Partai Politik belum mendapat tempat terbaik di mata publik.
“Parpol hanya ada saat Pemilu, selebihnya publik masa bodoh. Aplotis. Padahal bukan parpolnya yang salah, tetapi orang-orangnya yang salah membawa,” katanya. (SRM)