KUDUS, suaramuria.com – Pemkab Kudus meminta campur tangan Pemerintah Pusat untuk mengembangkan objek wisata di Kabupaten Kudus.
Plt Bupati Kudus Hartopo mengatakan, banyak objek wisata yang masih bersifat bahan di Kabupaten Kudus. Pemkab Kudus hanya mampu melakukan perbaikan infrastruktur seperti akses jalan. Sementara itu, pengembangan objek wisata perlu sentuhan Pemerinta Pusat.
Permintaan itu disampaikan Hartopo pada peluncuran program gerakan BISA Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenperaf/Baparekraf) di Taman Ria Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Kamis (20/8).
Hartopo mengatakan, banyak potensi wisata yang masih bersifat bahan. Ia mencontohkan, desa di lereng Muria seperti Desa Colo, Japan, Ternadi, Dukuh Waringin, dan Kajar memiliki banyak spot wisata yang masih bersifat bahan.
“Jika hanya mengandalkan pemerintah daerah sangat berat. Karena itu kami meminta Pemerintah Pusat memberikan perhatian pada penataan sektor pariwisata di daerah kami,” katanya.
BACA JUGA : Objek Wisata di Kudus Dibuka, Pengunjung Tak Tertib Dikeluarkan
Kemenperaf/Baparekraf menggulirkan gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat, dan Aman) sebagai bentuk dukungan bagi objek wisata. Terutama saat menghadapi masa kebiasaan adaptasi baru dampak pandemi Covid-19.
Kemenperaf/Baparekraf memberikan bantuan peralatan kebersihan untuk objek wisata lereng Muria. Sejumlah pelaku objek pariwisata hadir pada peluncuran gerakan BISA itu. Mereka juga bergotong-royong membersikan kompleks Taman Ria sebagai simbol kesiapan dalam menghadapi kunjungan wisata.
Hadir pada acara itu Anggota Komisi X DPR RI KH Rojih Ubab Maimoen dan Plh Direktur Kelembagaan Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Hendri Noviandri.
Dana Stimulan
Menanggapi ini, Hendri Noviandri mengatakan jika Pememrintah Pusat melalui Kemenperaf/Baparekraf tengah menyiapkan stimulan untuk pengelola objek wisata sebagai dampak pandemi Covid-19.
Program ini juga untuk memacu peringkat pariwisata Indonesia di tingkat dunia. Peringkat daya saing pariwisata Indonesia dalam TTCI (Travel and Tourism Competitiveness Index) tahun 2019 berada di peringkat 40.
“Wisatawan mancanegara selalu melihat index ini untuk menentukan negara mana yang akan mereka kunjungi. Gerakan BISA ini penting untuk menyiapkan objek wisata, sekaligus untuk meyakinkan wisatawan pada era adaptasi kebiasaan baru,” katanya.
Sementara itu dalam sambutannya, Rojih Ubab Maimoen menuturkan jika kebersihan, keindahan, sehat, dan aman dekat dengan ajaran agama Islam. “Jadi tepat jika kegiatan gerakan BISA di Kabupaten Kudus diluncurkan di kompleks Makam Sunan Muria, karena bersih, indah, sehat, dan aman ini dekat dengan ajaran Islam,” katanya. (SRM)