JEPARA, suaramuria.com – Ratusan pemudik dari Jakarta masih berdatangan di Kabupaten Jepara. Meski dilarang, namun ternyata masih banyak pemudik dari Jakarta yang berdatangan.
Padahal sepanjang jalur mudik telah dilakukan pembatasan, hingga sekat jalur mudik dari arah Jakarta seperti di Brebes.
Kapolres Jepara AKBP AKBP Nugroho Tri Nuryanto mengatan, ada sebanyak 102 pemudik dari jakarta yang terpantau tiba di Jepara, Senin (27/4) malam. Mereka terdeteksi di pos pengamanan yang didirikan Polres Jepara di wilayah perbatasan.
“Rata-rata pemudik dari Jakarta menggunakan kendaraan pribadi, karena bus sudah tidak boleh beroperasi,” terangnya saat pengecekan pos pam bersama forum komunikasi pimpinan daerah (Fokompimda), Selasa (28/4).
BACA JUGA : Polres Jepara Serahkan Bantuan APD untuk Rumah Sakit
Pemudik yang sampai di Jepara masih diperbolehkan masuk dengan protokol pengecekan kesehatan. Mereka wajib menjalani pemeriksaan seperti pengecekan suhu tubuh, kemudian diminta untuk menjaga kebersihan, dan melakukan isolasi mandiri.
“Kami juga terus mengantisipasi kedatangan pemudik yang masuk lewat jalur tikus melalui koordinasi dengan desa. Mereka juga harus isolasi mandiri,” terangnya.
Untuk memantau pergerakan pemudik yang masuk ke Jepara, Polres Jepara mendirikan lima Pos Pam dan Pos Pelayanan. Pos pam itu juga didirikan sekaligus untuk menjaga keamanan lingkungan.
Lima Pos Pantau Pemudik
Lima pos pengamanan berdiri di Welahan Perbatasan Demak, di Kaliwungu Perbatasan Kudus, di depan SCJ Jepara, di Keling peratasan Pati dan Pelabuhan Jepara.
“Pos ini bertujuan untuk mendeteksi pendatang atau pemudik yang baru datang ke Jepara, memberikan rasa aman bagi masyarakat sekitar, serta memberikan imbauan kepada warga masyarakat agar tidak berkumpul atau berkerumun,” terangnya.
Plt Bupati Jepara Dian Kristiandi menyampaikan, jumlah pemudik saat ini sudah terdeteksi menurun. Total jumlah pendatang yang masuk dalam data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Jepara, sudah mencapai 14.423 orang.
Pihaknya tak henti-hentinya mengimbau pemudik untuk isolasi mandiri. Masyarakat juga diminta untuk menghindari kerumunan, termasuk untuk kepentingan ibadah.
“Contohnya sudah ada, yang di Desa Tulakan, Donorojo, PDP meninggal, sebelumnya sempat kontak shalat tarawih, sehingga harus dicek dan isolasi semua,” katanya. (SRM)