JEPARA, suaramuria.com– Rombongan santri asal Kabupaten Jepara yang baru pulang kampung dari dari sejumlah pondok pesantren di luar daerah, secara proaktif menghubungi Tim Gabungan untuk diperiksa di daerah perbatasan.
Rombongan santri dari Kediri diperiksa di Kecamatan Welahan, sedang santri Rembang diperiksa di Kecamatan Nalumsari.
‘’Pemeriksaan lancar. Sebelumnya, pimpinan rombongan sudah mengontak petugas untuk menentukan lokasi pemeriksaan di perbatasan masuk Kabupaten Jepara,’’ ujar Kepala BPBD Kabupaten Jepara Arwin Noor Isdiyanto, Selasa (31/3/2020).
BACA JUGA : Komisi C Kecewa Pengawasan Pemudik Lemah
Dia menjelaskan, petugas gabungan dari BPBD, Kesehatan, Relawan NU dan Muhammadiyah, serta Polri dan TNI bersama sama memeriksa rombongan santri. Setelah melakukan penyemprotan kendaraan, santri diperiksa suhu tubuh.
Dijelaskan, rombongan Gelombang 3 santri Al-Falah Ploso, Kediri baru tiba Senin malam. Kendaraan dan 22 santri serta awak kendaraan diperiksa di depan rumah Ketua Alumni di Desa Kalipucang, Welahan. Sedang dua gelombang, telah tiba dan diperiksa di Welahan, Senin fajar.
‘’Hasil pemeriksaan, 22 santri gelombang tiga suhu tubuh normal 36-37 derajat Celcius,’’ terang Arwin.
Sementara, rombongan Gelombang 2 santri Ponpes Al Anwar 1, Sarang, Kabupaten Rembang menggunakan 2 big bus total 115 orang, telah diperiksa di Puskesmas, Nalumsari.
Hasilnya, satu santri terekam bersuhu badan 38,5 derajat Celcius. Atas koordinasi Puskesmas, santri tersebut disuruh melapor ke Pemerintah Desa Troso, Kecamatan Pecangaan.
Kekurangan Alat Pelindung Diri
Jumlah rombongan santri asal Kabupaten Jepara yang mondok di Ponpes API Tegalrejo, Magelang, pulang dengan bus besar tiba di Welahan, Selasa sore. Ada 58 santri, satu sopir dan satu kernet. Koordinator penjemputan santri Ustadz Ahmad Abdullah Ismail mengatakan, pemeriksaan oleh tim gabungan berjalan lancar.
Kepala BPBD Arwin Noor Isdiyanto mengatakan, pemeriksaan kedatangan bus santri di Welahan kemarin, dia menilai petugas dalam kondisi dalam sangat keterbatasan. Sebabnya, kekurangan Alat Pelindung Diri (APD).
Dikatakan, sejak Jumat pekan lalu, sudah mengajukan pengadaan 50 unit APD , namun hingga kemarin belum disetujui.
Terdesak kebutuhan lapangan, fihaknya mencari bon (utang) dulu 10 unit, karena sangat dibutuhkan petugas dan relawan di lapangan. Sebab, sangat tidak mungkin hanya mengandalkan petugas dari Puskesmas.
‘’Melihat petugas dan relawan di lapangan, sangat miris jika mereka tidak dilsengkapi APD yang masih baik. Kami berharap, kebutuhan APD segera terpenuhi,’’ katanya. (SRM)